- Home >
- Berita Umum , Galeri >
- Jurnalis Ambon,Galang Dana Untuk Anak Yatim Yang Jantungnya Bocor
Posted by : farez chaiber
Friday, June 28, 2019
Jurnalis Ambon,Galang Dana Untuk Anak Yatim Yang Jantungnya Bocor
Sejumlah jurnalis di Kota Ambon, Provinsi Maluku, menggalang dana untuk membantu Virdayanti Hatala, anak yatim piatu. Jantung remaja berusia 16 tahun yang bermukim di Desa Batu Merah, Kota Ambon ini, divonis bocor oleh dokter spesialis.
Firda, sapaan akrab Virdayanti Hatala itu divonis dokter mengalami gangguan pada jantungnya saat mengenyam pendidikan bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tahun 2015 lalu. Saat itu, kondisi jantungnya baru 0,01 persen.
Rasa sakit yang dialami Firda, sebenarnya telah dirasakan sejak lama. Tapi siswi yang kini duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 11 Ambon itu, baru mengetahuinya setelah kakinya bengkak-bengkak.
Kaki Firda mulai terlihat bengkak tak beraturan setelah dirinya usai mengikuti olahraga di sekolah.
Kala itu, Usman Hatala, ayah Firda, membawanya ke dokter tulang. Namun dokter mengaku tidak ada masalah, lalu dirujuk ke dokter paru. Tapi hal yang sama juga disampaikan, hingga dirujuk lagi ke dokter jantung. Dari situlah, penyakit Firda diketahui.
Ayah Firda adalah seorang Aparat Sipil Negara (ASN) pada Universitas Terbuka di Ambon. Ia harus berjuang keras setelah mengetahui Firda mengalami kelainan jantung. Tak jarang, ia terpaksa kredit di bank.
Semasa ayahnya hidup, Firda sudah tiga kali bolak-balik Jakarta untuk penyembuhan. Rencananya, akhir Desember 2018 lalu, Firda harus kembali lagi ke Jakarta, untuk menjalani kontrol dan pengobatan. Sayang, takdir berkata lain. Ayahnya itu, dipanggil Sang Pencipta.
Ayah Firda meninggal pada bulan November 2018, karena diduga diserang penyakit asam lambung. Kepergian ayahnya sempat membuat kondisi dirinya drop. Ia putus asa, ditinggal orang tercinta.
Waktu berlalu, Firda kembali bangkit untuk tetap tegar dan kuat bersama ibunya Rahiyah Lisaholet. Ia tak patah arang, agar sembuh dari penyakitnya itu.
Hanya empat bulan kepergian ayahnya, ujian besar kembali datang menghampiri Firda. Ibunya, kembali dipanggil Sang Khalik.
Ibu kandung remaja berparas cantik ini meninggal dunia pada Februari 2019. Ia meninggal karena diduga diserang penyakit gula darah.
Ditinggal pergi ayah dan ibu kandungnya, kondisi Firda semakin hari semakin memburuk. Rasa sakit semakin menggorogoti tubuh mungilnya itu mulai dirasakan pada bulan Mei 2019.
Oleh dokter di Jakarta, Firda disarankan beristirahat total untuk penyembuhan. Setelah Idul Fitri pada Juni 2019 lalu, ia diistirahatkan sementara dari aktivitasnya bersekolah.
Firda saat ini hidup bersama Echa Hatala, kakak perempuannya. Mereka hidup di sebuah rumah sederhana yang hanya memilik satu kamar tidur, dapur dan ruang keluarga berukuran kecil.
"Sejak bapak dan ibu meninggal, kesehatan Firda semakin memburuk," ungkap Echa, kaka sulung Firda kepada wartawan yang mengunjunginya, Jumat sore (28/6/2019).
Setelah ditinggal orang tua, Echa lebih giat lagi mencari nafkah. Selain menghidupi keluarga, hasil jualan es buah dan makanan ringan di depan rumahnya itu, juga untuk membiayai pengobatan adiknya tersebut.
"Keluarga kami juga membantu untuk pengobatan Firda, tapi kita kan tidak bisa terus-terus minta ke keluarga, karena mereka juga punya keluarga yang harus diperhatikan," terangnya.
Untuk menyembuhkan Firda, Echa harus mendatangi bekas kantor almarhum ayahnya untuk meminjam uang.
"Alhamdulillah, mereka bersedia pinjamkan uang sebesar Rp10 juta untuk kontrol penyakit Firda ke Jakarta. Rencanan Firda berangkat ke Jakarta hari Minggu besok, jelasnya.
Firda yang ditemui wartawan, juga mengaku ingin sembuh untuk melanjutkan sekolah. "Kata dokter beta (saya) seng (tidak) boleh lelah. Makanya saat ini beta tidak sekolah dulu. Beta ingin sembuh biar bisa masuk sekolah lagi," harapnya.
Bachtiar Heluth, seorang jurnalis TV Nasional mengaku, ide galang dana untuk membantu Firda lahir dari perbincangan melalui sebuah grup whatsapp. Diskusi lepas dari para awak media lokal, maupun nasional ini, kemudian menyepakati aksi sosial kemanusian tersebut.
"Ide ini juga lahir dari saran Bang Kasubbag Humas Polres Ambon (IPDA Julkisno Kaisupy). Aksi ini bukan saja khusus kepada wartawan tapi juga untuk umum," kata Heluth.
Heluth mengaku, semoga aksi penggalangan dana ini bisa sedikit membantu biaya penyembuhan dan mengurangi beban keluarga Firda.
"Alhamdulillah, sejak aksi ini dibuka sore tadi, sampai jam 9 malam ini, kita sudah mengumpulkan uang sebesar Rp 5.250.000. Kita memang bukan sedarah tapi kita basudara," tandasnya.
GANTI HALAMA