- Home >
- Tidak Ratanya Pembagian Uang Receh di Pedesaan Majenang
Posted by : farez chaiber
Sunday, November 3, 2019
Mahasiswa Berbicara, potensi dari uang receh yang haya senilai Rp.500.00 - Rp.1000.00 dapat merubah dan mengembangkan kota Majenang menjadi sebuah pusat kota yang sangat strategis.
Adanya ronda keliling desa bukan hanya meningkatkan keamanan dan kekompakan dari kemasyarakatan desa tapi dengan adanya iyuran uang desa atau di kenal uang prelek Rp.500.00 dapat meningkatkan infrastruktur kota Majenang.
Seperti yang di lakukan desa Jenang dusun Losari (Bah Adeg) RT 003/ RW 005 Majenang, dengan menggunakan uang iyuran prelek yang di tarik saat di lakukannya ronda keliling desa dapat mencapai Rp.45000.00/hari dan minimal RP 1350000.00/bulan.
Dana yang di kumpulkan di gunakan untuk membayar uang kebersihan desa dan kegiatan membangun desa RT/RW 003/005.
Apabila setiap desa dapat menerapkan hal tersebut maka bukan hanya tingkat keamanan desa hingga tingkat kesejateraan desa dan pengembangan kota Majenang dapat di wujudkan.
Namun yang di sayangkan memberi pulsa anak Rp.10000.00-Rp.20000.00 mampu untuk Rp.500.00- Rp.1000.00 tidak mampu di lakukan oleh sebagian masyarakat, dengan alasan tidak ada uang kecil saat di minta untuk di tarik mingguan/bulanan dengan alasan keberatan.
Apakah perlu adanya penukaran uang receh di tingkat desa hingga bisa membangun kota bersamasama.
Sindiran nyengir mahasiswa
Adanya ronda keliling desa bukan hanya meningkatkan keamanan dan kekompakan dari kemasyarakatan desa tapi dengan adanya iyuran uang desa atau di kenal uang prelek Rp.500.00 dapat meningkatkan infrastruktur kota Majenang.
Seperti yang di lakukan desa Jenang dusun Losari (Bah Adeg) RT 003/ RW 005 Majenang, dengan menggunakan uang iyuran prelek yang di tarik saat di lakukannya ronda keliling desa dapat mencapai Rp.45000.00/hari dan minimal RP 1350000.00/bulan.
Dana yang di kumpulkan di gunakan untuk membayar uang kebersihan desa dan kegiatan membangun desa RT/RW 003/005.
Apabila setiap desa dapat menerapkan hal tersebut maka bukan hanya tingkat keamanan desa hingga tingkat kesejateraan desa dan pengembangan kota Majenang dapat di wujudkan.
Namun yang di sayangkan memberi pulsa anak Rp.10000.00-Rp.20000.00 mampu untuk Rp.500.00- Rp.1000.00 tidak mampu di lakukan oleh sebagian masyarakat, dengan alasan tidak ada uang kecil saat di minta untuk di tarik mingguan/bulanan dengan alasan keberatan.
Apakah perlu adanya penukaran uang receh di tingkat desa hingga bisa membangun kota bersamasama.
Sindiran nyengir mahasiswa
GANTI HALAMA